Social Media

Kaidah al-Ijtihaadu Laa Yunqodu Bil Ijtihaad (ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻻ ﻳﻨﻘﺪ ﺑﺎﻻﺟﺘﻬﺎﺩ)

Kaidah al-Ijtihaadu Laa Yunqodu Bil Ijtihaad

Makalah Kaidah al-Ijtihaadu Laa Yunqodu Bil Ijtihaad (ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻻ ﻳﻨﻘﺪ ﺑﺎﻻﺟﺘﻬﺎﺩ)

ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻻ ﻳﻨﻘﺪ ﺑﺎﻻﺟﺘﻬﺎﺩ

“ Ijtihad tidak dapat dibatalkan oleh ijtihad”

Hukum hasil ijtihad yang terdahulu tidak batal karena adanya ijtihad yang kemudian , sehingga sahlah semua perbuatan yang berdasarkan hasil ijtihad terdahulu, namun untuk perbuatan kemudian hukumnya telah berubah dengan adanya hokum hasil ijtihad yang baru. Yang demikian ini adalah karena :

1. Nilai ijtihad adalah sama, sehingga hasil ijtihad kedua tidak lebih kedua tidak lebih kuat dari hasil ijtihad pertama.

2. Apabila suatu ketetapan hokum hasil ijihad dapat dibnatalkan oleh hasil ijtihad yang lain, akan mengakibatkan tidak adanya kepastian hokum. Dan tidak adanya kepastian hukum ini akan mengakibatkan kesulitan dan kekacauan besar.

Berdasarkan kaidah ini, maka pabila suatu pengadilan telah memutuskan hukum terhadap suatu peristiwa , kemudian pada kesempatan lain ada peristiwa yang sama, pengadilan tersebut memutuskan hokum yang lai, maka hasil keputusan yang baru tidak merubah keputusan terdahulu, tetapi hanya berlaku pada peristiwa yang baru.

Contoh :
Seorang hakim berdasarkan ijtihad telah mengambil keputusan dengan menjatuhkan hukuman penjara 10 tahun. Tetapi pada kesempatan yang lain dalam peristiwa yang sama dia mengambil keputusan dengan menjatuhkan hukuman kurang dari 10 tahun. Maka dalam hal ini keputusan yang baru tidak merusak keputusan yang terdahulu, artinya pelaku yang pertama tetap dihukum 10 tahun, dan pelaku yang kedua tetap dihukum kurang dari 10 tahun.

Contoh lain :
1. Seorang sembahyang dengan menghadap suatu arah yang dianggap kiblat, kemudian pada waktu masuk sembahyang berikutnya berubah angapannya tentang kiblat, maka dia harus menghadapi arah yang dianggapnya kiblat dan tidak wajib mengqadla shalatnya yang pertama.

2. Seseorang yang ijtihadnya telah menentukan sucinya salah satu dari bejana kemudian mengunakannya dan meninggalkannya, kemudian berubah anggapannya, maka tidak boleh melakukan seperti anggapan yang kedua, tetapi harustayamum.

Catatan :
Rusak keputusan ijtihad seorang hakim apabila berlawanan dengan nash atau ijma’ atau qiyas jaly, atau menurut Al-Iraqy, berlawanan dengan kaidah-kaidah yang kully, atau menurut ulama-ulama Hanafi, hukumnya tidak berdasarkan suatu dalil.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kaidah al-Ijtihaadu Laa Yunqodu Bil Ijtihaad (ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻻ ﻳﻨﻘﺪ ﺑﺎﻻﺟﺘﻬﺎﺩ)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel